Kemerdekaan Berfikir dan qadarullah (Takdir dari Allah)

Kemerdekaan Berfikir dan qadarullah (Takdir dari Allah)

07:40 0

Kita tidak bisa memaksakan kehendak kepada orang lain. itu adalah ungkapan yang mendasari gelutan emosional yang kerap kali mendukung aksi iblis untuk menambah kegaduhan dan kekacauan pikiran kita. Setiap tubuh yang bernyawa (manusia) dibekali otak yang sengaja disematkan tuhan pada tubuh mungil yang terus bertumbuh memperbanyak kesalahan. Kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Kesalahan yang disesali juga kesalahan yang membuat diri semakin bangga. Lupa akan hakikat sebuah kebenaran.

Kebenaran yang kita artikan sendiri kadang kala berbeda dengan kebenaran yang dipahami dan didemokan orang lain. seseorang menganggap sesuatu yang ia lakukan adalah kebenaran, tapi dimata orang lain itu adalah suatu kebodohan. Seseorang melakukan sesuatu atas dorongan nalurinya dan yakin bahwa yang dia lakukan benar dan tak merugikan orang lain, ternyata dimata orang lain itu adalah suatu kesalahan. Jika orang lain memberi saran, lantas tidak digunakan oleh orang yang ia beri saran. Ia menganggap bahwa orang lain tidak mau menerima pendapat padahal setiap manusia telah tuhan berkahi karunia mempertimbangkan keputusan yang seharusnya ia ambil. Terlepas dari benar dan salahnya keputusan yang ia tentukan “sendiri”. Akan ada kesan membanggakan jika menggunakan pendapat sendiri. Dan setiap manusia punya kendali penuh terhadap dirinya sendiri tanpa setir dari orang lain. Dan semoga kebangaan ini tidak dipandang dari segi keegoisan yang merupakan salah satu sifat dasar manusia.

Dengan kesadaran penuh. Ada banyak hal yang terjadi dalam hidup yang tidak murni hasil kesepakatan antara hati dan pikiran kita saja. Akan tetapi ada campur tangan manusia lain. kita tidak sepenuhnya memiliki  kuasa atas diri kita sendiri. Kerap kali pendapat orang lain yang memaksa kita untuk melakukan sesuatu yang pada dasarnya itu adalah cara tuhan untuk menghadirkan solusi atas ketidakberdayaan  kita memutuskan sesuatu. Qadarullah, segala hal yang terjadi dalam hidup sudah allah tetapkan. Porsi rejeki dan ujian sudah sesuai kadar yang allah atur sebagai zat yang maha mengatur segalanya. Kebesaran seperti ini yang kadangkala membuat diri ini merasa sangat kecil. Tentang berapa butir beras yang kita makan setiap hari sampai berapa banyak kata yang masuk ketelinga kita, yang keluar dari mulut kita, gambar yang terlintas didepan mata kita sudah allah atur porsi yang pas untuk kita kecup setiap  hari hingga allah mengatakan rejekimu di dunia sudah habis.

Qadarullah (takdir dari Allah) adalah hal  yang harus kita percaya untuk menepis keraguan dan ke insecuran akibat godaan iblis.

Atas dasar menghargai pendapat orang lain kita kerap kali menyiksa diri dengan kata iya yang membatin. Akan aku lakukan kata dia. Jelas ini yang semakin menguras kemerdekaan berfikir dan bertindak dan mempengaruhi keseimbangan tubuh dan pikiran kita. Akan tetapi dilema yang selalu  hadir  disetiap pengambilan keputusan harus segera diatasi dengan membagi “ini dilema dari iblis atau hanya kelemahan kita dalam berpikir.”

Like this ya