Pesona Hutan Batu Pangkep

23:58 0

Hantaman keras berbuah manis. Selepas terjatuh, Ia bangkit kembali sebagai seorang pemuda yang selalu kegirangan mendapati tempat tempat baru yang fenomenal dikalangannya. Alam misalnya, dia sangat suka menjelajah alam. Tapi tak sebegitu dalam rasa sukanya. Karena ia hanya manusia biasa yang punya keterbatasan. Keterbatasan waktu paling tepatnya.



Sabtu, 25/03/2017. Waktu itu menunjukan pukul 16.00 memasuki jalan poros ke gunung Bulusaraung Kabupaten pangkep. Tapat samping indomaret, ba’dda ashar. jadilah keempat pemuda yang baru saja kegirangan karena dosen tak mengajar ini menelusuri tempat yang tenar belum sebulan ini. Hutan batu Pangkep mereka menyebutnya. Tepatnya di Dusun Bonto Bonto Kelurahan Balleangin Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep (menurut info warga sekitar). Letaknya pada pertigaan yang kebeberapa ini, terdapat sebuah masjid tingkat dua yang bagian atasnya belum rampung, silahkan belok kanan dari arah jalan poros.



Kami sudah familiar dengan hutan batu, karena di Maros, ada hutan batu yang  tidak kalah fenomenalnya (baca : ramang ramang). Tapi hutan batu kali ini bertengger di tengah cagar alam / kawasan wisata alam Bantimurung Bulusaraung. Model batuannya pun tak bedah jauh dari yang ada di maros, (namanya juga karst). Hanya saja ketajaman irisannya jika kita terjatuh akan berakibat fatal.



Disarankan apabila anda mengunjungi tempat ini harap menggunakan alas kaki dari bahan tebal, karena jika hanya menggunakan spon sandal yang tipis maka bisa jadi kaki anda tertusuk bebatuan yang runcing.



Ada beberapa spot menarik untuk pengambilan gambar gaya anak alay jaman sekarang. Misalnya saja diatas bebatuan yang paling tinggi dengan background pemandangan gunung. Ada yang mengambil background bebatuannya, ada yang ngambil background  area persawaan atau kawasan alam lainnya.



Motor diparkir di bahu jalan. Biasanya hanya dijaga oleh anak muda setempat, kita hanya mempersiapkan ongkos parkir seadanya. Dan tak ada biaya masuk untuk ketempat ini karena pemerintah belum meresmikan kawasan ini sebagai kawasan wisata alam resmi layaknya Leang Leang.



Melewati pematang sawah, menyebrangi saluran air yang berukuran kecil sebanyak dua kali. Ketika melewati saluran air yang pertama, disana terdapat rumah nenek mumu yang tinggal sendirian. Jadi, diharapkan kepada pengunjung, agar bisa melihat keadaannya sekaligus mendoakan agar nenek mumu senantiasa diberi kesehatan. Lebih diharapkan lagi untuk memberikan bantuan sebisanya.



Alam mengajarkan arti kesyukuran. Jika kamu masih bergelar sebagai hamba, bersyukurlah tidak hanya dengan ucapan  tapi dengan tindakan, misalnya sholat, ngaji, puasa, sedekah berbuat baik kepada alam dengan menjaganya. Itu quotesnya hari ini.



Sayang sekali, telusur hutan batu  ini tak cukup lama, karena mendung yang sedari tadi menjadikan tempat ini sebagai sasaran utama sepertinya sudah semakin garang apalagi melihat kami  yang ada disini. Akhirnya ia menumpah ruahkan air hujan yang susah payah ia ambil di laut. Untuk membasahi yang seharusnya ia basahi.





Menyapa Alam di Danau Tanralili Kabupaten Gowa

08:11 0
Danau Tanralili

Kirim aku kedalam bait bait penuh makna dan bawalah daku terbang bersama burung dewata mengitari lingkaran air surga dari mata air salsabilah yang syahdu di surga sana. Tujuan liburan kali ini adalah danau tanralili. Sebuah surga kecil di lingkar kota Malino Kabupaten Gowa. Berangkat dari meet point di rumah Budi pada pukul 08.00 melalui jalur pintas, Batangase jalur Kostrad kariango, melalui pasar carangki belok kanan menuju Sipur dan tak lama kemudian meyatukan diri dengan pengendara lain di jalur Poros Malino.

Keramaian mulai terasa ketika memasuki jalan poros Malino. Memang pada saat liburan akhir pekan seperti ini, banyak yang suka nge-camp ataupun sewa villa di lokasi wisata alam yang terkenal dengan hawa dinginnya ini. Tidak begitu macet, tapi kami menghabiskan waktu sekitar kurang lebih tiga jam perjalanan. Hingga akhirnya tiba di pos registrasi.

Oiya, Jika ada yang bertanya dimana jalur menuju lokasi danau Tanralili ini, anda bisa memasuki jalur menuju air terjun Takapala, dan air terjun ketemu jodoh. Jika anda belum pernah ke air terjun ini, tenang saja, tak jauh dari pertamina akan ada papan petunjuk yang terpampang di tepi jalan poros yang menandakan arah menuju air terjun Takapala.

Letak strategis danau tanralili berada di kaki gunung bawakaraeng, pantas saja kabut sangat menggumpal kala di puncak puncak pendakian. Setelah menghabiskan waktu kurang lebih sepuluh menit di pos registrasi, kami melakukan doa bersama dan memulai perjalanan. Ada beberapa aturan untuk bisa ngecamp di danau tanralili, diantaranya dilarang membawa hammock, itu dikarenakan pohon pohon yang ada di sekitar danau tanralili memang masih kecil, jadi apabila bergelantungan dengan hammock disini maka akan mengganggu pertumbuhan pohon. Juga dilarang menyalakan api unggun karena rawan kebakaran, apalagi saat musim kemarau. Yang paling penting adalah dilarangnya laki laki dan perempuan yang bukan mahram menginap di satu tenda yang sama. Hal itu untuk mendukung terjadinya hal hal yang tidak sewajarnya. Syar’i banget. Salut sama pengelolah tempat wisata alam ini.

Perjalanan kali ini kami berempat, bersama Nawir, Ariawan dan Rahma (sepupu). Awalnya merencakan perjalanan ke lembah ramma, sesuai kesepakatan seminggu sebelumnya dengan Sudar, Evi, Idar dan teman teman yang lainnya.  Tapi, karena minim pengetahuan kami pikir lembah ramma sama dengan danau tanralili, apalagi Sudar dan Evi yang sudah berangkat sehari sebelumnya membuat kami semakin jauh dari haluan. Kami hanya menerka nerka dan memulai perjalanan dengan bismillah.

Perjalanan cukup santai, karena siang itu matahari tak begitu terik. Hanya pada langkah awal saja matahari menyengat, setelah itu sesekali awan mendung dan sesekali kabut yang menemani. Kami mulai berjalan di pukul 11.00 dengan membawa carel pada masing masing punggung yang begitu rapuh ini. Di perjalanan, begitu banyak pemandangan air terjun, baik yang dekat maupun hanya terlihat dari kejauhan. Ada yang bertingkat, ada pula yang terjal terjatuh, menghasilkan aliran sungai sungai kecil dari muaranya. Pada sisi kiri perjalanan terdapat sungai besar yang airnya sangat minim, padahal  pada saat kunjungan kesini musim belum kemarau parah hingga menyisahkan pemandangan bebatuan dan pasir yang menambah keelokan wilayah puncak kabupaten gowa.

Diperjalanan tidak usah begitu khawatir tersesat, karena jalur ke danau tanralili itu terbuka, dan banyak traveller yang lalu lalang pulang dan pergi. Ada pula beberapa warga yang berjalan berkelompok, entah kemana dan dari mana, saya tak sempat bertanya karena langkah mereka sedikit lebih cepat walaupun kebanyakan dari mereka kelihatan sudah tua.

Tanjakan pertama cukup menguras stamina, apalagi dengan carel yang lumayan berat diisi dengan air dan beberapa makanan serta perlengkapan camp. Tapi itu mampu  terlewati dengan bahu membahu serta saling menyemangati.
Perjalanan dua jam berlalu tanpa terasa, seolah lupa kalau ternyata masih berjalan di dunia, bukan akhirat. Berjalan dengan tertatih karena kami belum terlatih, tapi langkah kami pasti meskipun tujuan masih diterka terka. Di puncak kedua dari akhir, kabut tebal menyelimuti, sedikit mengganggu penglihatan yang memang payah ini. Akhirnya lelah yang disengaja harus dilawan untuk mempercepat langkah menuju tujuan utama. Pada tanjakan parah terakhir, belok kanan dan mata berbinar melihat sebuah kumpulan air yang menghijau. Alhamdulillah sudah terlihat. Tapi berada dipuncak ini seolah mengajak untuk istirahat sejenak, sembari menikmati gerimis yang basah, (iya basah kan air!). Sesekali mengambil pose terbaik dan bergantian mengambil gambar.

Tinggal beberapa langkah lagi sudah benar benar berada di danau tanralili. Pukul 13.30 dan akhirnya *hoaamm tiba juga. Suasana masih basah dari gerimis yang menyelimuti barusan, kabut pun perlahan mulai berjalan, ada yang menjauh ada juga yang mendekat.

Setelah sampai, karena nawir tiba lebih dulu, ia mencari Sudar, Evi, Idar dan beberapa teman lainnya yang diajak janjian. Ternyata nihil. Kami salah, ini bukan lembah ramma’. Ini Danau tanralili, surga kecil yang menyaingi ranu kumbolonya mahameru.  

Karena ketiga teman terlihat sudah kelelahan, maka kami memutuskan untuk istirahat sejenak, bertanya jalur menuju lembah ramma dari beberapa tenda yang sudah berada lebih dulu disini. Tenda pertama, tidak tahu, kedua pun begitu tenda ketiga juga tidak tahu tapi mengenal salah seorang warga yang kebetulan berada disekitar danau ini, “anda bisa bertanya kepada orang tua itu” katanya sambil celingak celinguk mencari seseorang yang disebutnya orang tua tadi. Karena lama tidak datang juga, akhirnya saya memutuskan mendatangi tenda yang ada diseberang sungai kecil yang kelihatannya lebih ramai.

maaf  bolehji ber tanya, dimana jalur ke lembah ramma’?”  beberapa dari mereka menjawab bergantian, menjelaskan bahwa jalur ke ramma dari danau tanralili menghabiskan waktu sekitar dua jam lagi dari sini. Dan menyeberangi gunung serta sungai yang alirannya cukup ganas kalau musim hujan di maret seperti ini. Mereka sekelas remaja dan pemuda, wellcome dan berbaik hati menawari kami bergabung dengan kelompok mereka. Akhirnya karena melihat kondisi tenaga, cuaca dan pengetahuan yang minim tentang pendakian dadakan seperti ini, akhirnya kami memutuskan untuk ngecamp disini saja, karena awalnya bayangan kami memang lembah ramma itu disini, sama dengan danau tanralili. Hehe.

Saat setelah mendirikan tenda, mendung sudah menyelimuti langit yang terasa lebih dekat disini, dan tak lama kemudian hujan deras mengguyur, membasahi nafas yang sedari tadi tersengal. Perbincangan hangat ditemani kopi hangat dan cemilan yang kami bawa. Bersama dengan keluarga baru yang akan menemani dua hari satu malam kami disini. Mereka adalah mahasiswa dan anak SMA serta SMP yang satu kampung membentuk perkumpulan dan menamainya dengan MMJ (Mange Mange Jappa). Ma’ddi nama kepala sukunya, dan senang hati menyambut kami. Ini yang paling saya sukai dari setiap pendakian, bertemu dengan orang orang baik yang belum pernah ditemui sebelumnya tetapi sudah seperti keluarga dekat.


Sore yang masih teduh dari hujan yang sudah berakhir. Masih ada beberapa waktu ba’da ashar ini untuk explore bagian bagian kecil di surga ini. Mengambil beberapa peralatan untuk pose foto dan tak lupa baju tebal karena dingin. Terlihat beberapa pendaki lain baru sampai dan mencari lokasi untuk mendirikan tenda. Tak lama setelah itu malam pun menghampiri, semesta bertasbih untuk magrib yang sendu. Walaupun sunset tak terlihat hari ini, tapi pegunungan batu yang lembut ditumbuhi rerumputan dibalut kabut dari sisa hujan tetap saja bertengger dengan kekar membawahi air terjun yang terdengar bersahutan menyambut manusia manusia yang kurang piknik dan berusaha mensyukuri hidup melalui alam.

Malam pun semakin larut, bakwan yang dibuat keluarga baru ini membuat malam terasa nikmat. Di pertengahan malam mereka menghabiskan waktu untuk mendiksar anggota baru dari perkumpulannya dan sembari terdengar sahut menyahut dari beberapa pendaki yang baru datang dan mencari temannya. “Semoga teman kami yang ada di lembah ramma tidak khawatir tentang keberadaan kami” hanya itu doa yang selalu terucap dari lisan yang hina ini.

Hawa dingin di subuh itu menusuk sampai ketulang. Ingin rasanya pagi segera tiba menjemput jiwa jiwa yang kelelahan dibawah tenda kusam yang menyelamatkan kami dari hujan dan angin. Setelah pagi benar benar menjemput dan cahaya sudah semburat. Ternyata suara yang sahut menyahut semalam menghasilkan beberapa tenda yang sudah tak terhitung. Aku dan Nawir mencoba mencari spot baru untuk mengambil gambar. Akhirnya tiba di puncak lagi. Pemandangan danau tanralili benar benar terlihat dari puncak ini, danau yang bentuknya hampir menyerupai kupu kupu dan sayapnya yang dimekarkan.

Sungguh indah alam yang diciptakan Allah, alam sebagai sarana untuk tafakkur (mendekatkan diri kepada Allah dengan melihat ciptaanya) bukannya takabbur dari apa yang diucapkan.

Perjalanan kali ini mengajarkan akan indahnya berbagi. Saling mengenal, mengenal sesama manusia, mengenal alam dan mengenal pencipta sang ilahi rabbi.

Danau Tanralili 4 – 5 Maret 2017

Hanya Ada Dua Pilihan, Jomblo atau Menikah

02:00 3

Jomblo atau Menikah

   
"Kasihan jomblo !!" 
Ungkapan itu sudah sangat sering terdengar di kalangan remaja dan pemuda/pemudi saat ini. Seolah status jomblo adalah bahan ejekan dan sebuah status yang kedengarannya sangat miris dan memprihatinkan. Adapun yang jomblo menganggap dirinya tidak laku, tidak ada yang membutuhkan dan tidak ada yang menarik dari dirinya, akhirnya putus asa dan tak tahu arah jalan pulang (bukan lirik lagu butiran debu). 
Sebenarnya mengekspresikan cinta dalam islam tidak mesti harus pacaran. Aktualisasi dari rasa cinta dalam islam hanya ada pada dua pilihan yaitu : Jomblo atau Menikah. Bagi teman teman yang ingin menjadi generasi muslim di era modern saat ini sangat disarankan untuk memilih dua jalan ini. Pasti akan ada banyak alasan dan penolakan mengapa harus memilih kedua alasan jomblo atau menikah ini. Berikut pandangan saya.

Mengapa harus jomblo ?
Jomblo seolah spesies langkah yang hampir punah, dan selalu tersingkirkan serta menjadi bahan bully di setiap sendi pergaulan anak muda saat ini. Padahal jomblo adalah suatu status yang sangat mulia. Karena dengan meyakini dan menjalani sifat itu, maka jomblo bisa dijadikan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih taat dan lebih luwes dalam bergaul. Jomblo bebas bergaul dengan siapa saja (asal sesuai syariat). Jomblo itu membuat hidup lebih nikmat dan lebih mudah dinikmati.  

Sebenarnya jomblo itu tidak ada salahnya, yang salah adalah orang orang yang mencemooh dan menghina si jomblo. kasihan kan. Cemohan dan hinaan datang silih berganti, bertubi-tubi bagai penjajah jepang yang menjajah nenek moyang kita dulu. siang malam tanpa henti tanpa hati nurani. Selain di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat (baca : teman sepergaulan) juga mempermasalahkan status jomblo seseorang. Kembali ke sekolah / tempat kuliah, masih saja dihina dengan status jomblonya, yang lebih parah lagi di tempat kerja, seolah status bujang sudah punya tag khusus didahinya "BEBAS DIBULLY, KARENA MASIH JOMBLO ALIAS BUJANG" kan miris sekali. 

Cinta adalah naluri, yang murni dari Allah swt. sedangkan pacaran hanya dari hawa nafsu manusia. dan itu sama sekali  tidak boleh dipelihara oleh  remaja saat ini. Mengapa pacaran tidak baik bagi remaja ?.  karena itu akan merusak dirinya, masa depannya, konsentrasinya untuk beribadah dan berprestasi di usianya. Jomblo adalah status yang sangat disarankan untuk dipelihara oleh para remaja. Berbagai kasus negatif sudah banyak kita dengar hanya karena status berkedok "pacaran". 

Tidak perlu malu dengan status jomblo, malulah dihadapan Allah SWT yang maha melihat dan mengetahui perbuatanmu. Masa mudamu akan lebih berharga dengan menjaga diri dan menundukan hawa nafsu, jangan mau kalah sama godaan syetan. Ayo sama sama mengagalkan renacana syetan untuk menarik kita kedalam maksiat.  Jadilah pemuda yang membuat kagum pencipta, jangan jadi pemuda yang membuat kagum seorang wanita hanya untuk menggodanya, memanfaatkannya atas nama cinta dan pacaran lalu merusaknya. 

"Sesungguhnya Allah ta'ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya" (HR. Ahmad)

adapun hadis lain yang menguntungkan buat para jomblo, berikut :

"Barang siapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah, karena dengan berpuasa dapat menjadi penghalang (benteng) untuk melawan nafsu." (HR. Bukhari, Ibnu Majah dan Tirmidzi). 

Banyak hal positif yang lebih produktif yang bisa dilakukan oleh para jomblo tanpa harus mengharap pamrih dari  seseorang yang disebut "pacar". Lakukan saja hal hal dengan ikhlas, insya allah hanya Allah SWT yang berhak menilai. Dan hanya kepada Allah SWT kita harus takut, tunduk dan patuh. 

Mengapa harus menikah ?
 "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu sekalian yang telah mampu, maka hendaklah menikah, karena sesungguhnya menikah itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan, dan barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah, karena dengan berpuasa dapat menjadi penghalang (benteng) untuk melawan nafsu."  (HR. Bukhari, Ibnu Majah dan Tirmidzi). 

Seperti kata pertama dalam hadist diatas, "wahai para pemuda" menikah sebaiknya untuk para pemuda yang mapan dari segi kelayakan harta dan iman, belum berlaku bagi para remaja yang masih usia produktif untuk belajar dan mengejar mimpi serta cita citanya. Jika dirimu sudah mampu/mapan dalam segi harta dan iman serta kedewasaan maka sangat dianjurkan menikah. Karena dengan menikah banyak hal yang menguntungkan misalnya menjaga hawa nafsu dan melampiaskan kepada hal yang diridhoi Allah. Dengan menikah maka separuh agama telah terpenuhi. 

"Lebih baik sendiri dalam takwa dari pada berdua dalam dosa" Itu prinsip mantap buat teman teman yang masih memilih menjomblo, tapi yang sudah mantap untuk menikah mungkin lebih  baik semboyan itu di remake sedikit "Lebih baik berdua dalam membangun surga dan proses taat, dari  pada menjadi mayat yang hina karena tak mau menikah". 
"Seburuk buruk kalian adalah yang tidak menikah, dan sehina hina mayat kalian adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari)

Keistimewaan menikah sangat banyak, proses perhitungan pahalanya pun berlipat ganda dari pada si jomblo. Berpandangan (penuh nafsu) dengan yang bukan mahram membangun dosa. Sedangkan berpandangan dengan pasangan halal akan menambah pahala, begitupun dengan berjabat tangan, jika bergandengan dengan lawan jenis yang bukan mahram maka akan menambah pundi pundi dosa, sedangkan dengan  pasangan halal akan mengugurkan dosa. Nah pilih mana, pacaran atau menikah ?. 

Sangat jelas pacaran tidak ada artinya buat kita sebagai remaja/pemuda islam. Itu hanya budaya barat yang mereka upayakan menjadi  trend  untuk mengalihkan dunia para generasi islam, agar mereka melupakan pencipta dan agar mereka mengurangi waktu untuk mempersiapkan kematian. 

Tidak ada pilihan untuk pacaran, yang ada hanya jomblo atau menikah. Jika masih ingin berprestasi dan berbakti kepada kedua orang tua, maka menjomblolah, tapi jika ingin membangun surga dan menyempurnakan separuh  agama maka menikahlah, dan jika ingin menikah  tapi belum punya modal maka jaminkanlah BPKB motor anda ehh salah, maka berpuasalah, karena sesungguhnya  berpuasa bisa menjadi benteng hawa nafsumu. 
Salam pemuda muslim. 

Syukron, 11 Maret 2017 di - Teras BM.

Like this ya