Surat Untuk Sahabat

00:44 2

Teruntuk dirimu yang sedang mengadu nasib di seberang pulau. Adakah rindu yang sempat mencuat di hatimu kala mengingat kampung halamanmu?. Kampung halaman dimana kamu tumbuh menjadi pemuda dewasa seperti sekarang ini. Tempat dimana tawa dan candamu mulai terukir, engkau rangkai bagai bunga yang masih segar dan wangi dan engkau susun bagaikan permainan puzzle saat kecil dulu.

Adakah cinta yang sempat kau tinggalkan disini ? Atau ada kebencian yang mengharuskanmu meninggalkan kota dimana engkau belajar pahitnya kehidupan. Ahh, mungkin tidak keduanya. Kami tahu engkau pergi untuk sebuah tujuan dan harapan yang engkau genggam bersama kepalan tangan kuatmu saat bekerja disana.

Tujuanmu sungguh mulia dengan tanggung jawabmu sebagai khalifah di muka bumi. Tuhan mengkaruniakan kepada dirimu udara untuk kau campur adukan dengan nafasmu. Serta semangat untuk kau dekap harapan itu bersama kalbu yang selalu bersyukur.

Aku terkadang iri denganmu, iri dengan pencapaianmu yang kalah satu langkah terhadapku. Iri dengan kekuatan hatimu serta keberanianmu untuk mengambil keputusan itu. Merantau. Tapi aku tahu engkau tidak sendiri disana, engkau bersama tuhan yang selalu engkau sembah di setiap sujud yang susah payah engkau bangun. Engkau bersama orang orang terbaik yang menghiasi harimu.

Aku masih disini, berteman dengan orang orang lokal seperti engkau saat masih disini dulu. Aku masih disini, belajar di  kota tempat dimana aku lahir dan menghabiskan seluruh hidupku hingga saat ini. Aku masih disini, bekerja berusaha memenuhi kebutuhan hidupku bersama orang orang yang masih setia kepadaku. Semoga kesetiaan mereka tidak akan meremehkan sesuatu, atau bahkan sampai merebahkannya, semoga tidak. Akupun mendoakan itu untukmu. Semoga engkau mendapatkan orang orang yang setia dan selalu dipertemukan dengan orang orang baik disana.

Cinta, bagaimana dengan cintamu disana? Apakah engkau telah menemukan dambaan hatimu? apakah engkau telah menemukan penguat di setiap jejak langkahmu?, teman bercanda dan menghabiskan waktu untuk bercerita tentang daerahmu dan segala leluconnya? politik penghianatan, dan keserakahan, atau perekonomian, seni,  serta kreasi anak – anak mudanya. Mungkin itu telah engkau ceritakan kepada cintamu. Cinta yang mungkin hanya kepada ibu kostmu, atau orang yang engkau tuakan disana.

Apakah engkau masih berpikir aku masih disini, akan menikah dengan orang orang lokal, membangun keluarga yang warahmah? Mengapa engkau tidak tanyakan itu pada dirimu mungkin saja jodohmu disini, masih engkau simpan hingga nanti kau kembali untuk menjemputnya. Jangan terlalu penasaran dengan jodoh karena kelak engkau pasti menemukannya. Berdoa saja, karena tuhan menciptakan jarak sebagai rasa rindu, dan doa sebagai penghubungnya.

Mungkin adik adikmu telah bertanya kapang kamu pulang. Kapan engkau mengunjungi pusara kakek nenekmu sekedar untuk mengingatkanmu pada kematian? Atau apakah mungkin nanti setelah engkau menikah, baru engkau sempatkan kunjunganmu. Semoga doa yang engkau panjatkan di penghujung sholatmu sampai untuk mereka.

Aku masih disini belajar tentang ekonomi dan keuangan yang menjadi masalah setiap orang. Mulai dari para wakil rakyat, bahkan pelaku bom bunuh diripun mengalami masalah ekonomi. Mungkin ilmu yang kau peroleh sudah semakin bertambah bukan?. Apa kabar dengan ilmu agamamu duhai sahabat, apakah senantiasa ditambah juga ?. Semoga iya, karena alangkah meruginya kita wahai sahabatku jika hanya membiarkan tahun berlalu tanpa bertambahnya ilmu. Karena akan tiba masanya kita yang akan menjadi pengajar, baik untuk istri/suami, juga untuk anak anakmu kelak. Siapa tahu saja tahun depan, atau tahun tahun terdekat, akan ada orang spesial yang akan kita beri pelajaran.

Semoga di penghujung tahun ini banyak bekal ilmu yang diperoleh dari tahun tahun yang telah kita jalani di tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda. Juga, semoga harapan (untuk dikabulkan) senantiasa menjadi tujuan dari setiap doa kita. Semoga di tahun yang akan datang keinginan untuk dekat dengan orang orang yang baik nan sholih terwujud. Jauh dari zina dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Maros, 31 Desember 2016

Telusur Celebes Canyon dan Pohon Jomblo Barru

07:14 0

Jum’at 23 Desember 2016. Sepoi angin pagi, begitu hangat dengan candaan dibuahi teh susu hangat dan semangkuk kue. Mohon ijin keluar sebentar hari ini | iya diijinkan. Tujuan hari ini sudah direncanakan seminggu yang lalu, jum’at ada libur jadi disempatkan untuk menjelajahi sebagian kecil kabupaten Barru. Ide ini muncul setelah mendengar cerita dari teman teman juga sedikit jelajah akun instagram dengan hastag #explorebarru. Akhirnya muncul sebuah kesimpulan untuk mengunjungi celebes canyon dan pohon jomblo (bukit lakeppo) yang sama sama berada di kecamatan Tanete Riaja, hanya beda desa saja.

Mulai jalan dari Maros pukul 10.00, setelah sebelumnya menunggu bidadari bidadari (@oktovianasudarlina dan @evhy_novianty) dari kayangan dulu berkumpul di kampus yapim Maros. Cuaca yang cukup cerah dibalik awan gelap yang sempat bergemuruh pagi tadi, tapi sekejap lenyap seolah merestui perjalanan kami hari ini. Rencana ingin mengendarai vespa milik si @boedhizoftware, tapi dengan sedikit perbincangan kecil akhirnya mengendarai moju (motor jupitermx) lagi.

Setelah bertemu keempat pejalan dari Maros, saatnya mengail kawan yang ada di pangkep. @nawirthawonk @kappiteng . Sayang sekali, harus menunggu beberapa menit lagi karena kappiteng yang baru bangun. Pagi menjelang siang menjejal aroma makanan di sekitar wilayah pangkep, dan dibumbuhi dange dari Segeri serta Lemo (Jeruk) yang tersusun rapi di pinggir jalan mengiringi perjalanan kami. Akhirnya, setelah melewati perbatasan pangkep Barru, terlihat pemandangan yang cukup menarik di tepi kanan gunung dan tepi kiri pantai. Disini selalu menjadi tempat andalan kala melewati jalan trans sulawesi - Pare pare.  Di depan pantai ini terdapat sebuah pertamina, kami manfaatkan untuk mengisi bahan bakar sebanyak Rp. 20.000 sudah cukup untuk pergi dan pulang.

Berhubung karena hari ini adalah hari yang berkah (Hari Jum’at) maka kami memanfaatkan peluang besar untuk melaksanakan sholat jum’at beberapa  puluh kilometer dari rumah. Mencoba mencari perbedaan tata cara orang Barru sholat jum’at. Ternyata tidak ada bedanya, kami ummat muslim sama sama melakukan ibadah yang sama, walaupun di tempat yang berbeda. Pada rangkaian shalat jum’at semua ummat muslim sama sama mendengar khutbah dari seorang khatib sama sama sholat dua rakaat dan sama sama merasakan ketenangan. Itulah yang membuat ummat muslim kaya “kebersamaan”. Tidak seperti yang digambarkan resim – resim radikal yang memperebukan kekuasaan di belahan dunia lain. Ba’da sholat jum’at perjalanan pun dilanjutkan, tapi sebelumnya harus mengisi bahan bakar usus dulu. Bukan hanya kendaraan yang butuh bahan bakar. Perut juga.



Jalur menuju Celebes Canyon Desa Libureng Kecamatan Tanete Riaja ini, tepat pada lampu merah pertama yang ditemui setelah memasuki Kabupaten Barru. Belok kanan dan menemui pasar lokal masyarakat Barru. Tak jauh dari pasar ini terdapat jalur rel kereta api yang diatasnya dibangun jembatan layang sebagai jalur transportasi warga. Jalan poros disamping pasar ini adalah jalur yang menghubungkan kabupaten Barru dan Soppeng. Jadi cukup ramai di siang hari, tapi tidak sepadat jalan dikota.


Menurut info dari warga yang sempat kami tanya, ada sekitar sepuluh sampai dua belas kilometer untuk sampai di celebes canyon dari jalan poros.  Tapi itu bukan sebuah halangan apalagi hambatan. Jalur sejauh itu sudah biasa kami lalui. Sekitar tujuh kilometer masuk terdapat papan nama yang menunjuk ke arah kanan (Air terjun wae sai’) tapi itu tidak termasuk ke dalam jadwal kami. Mungkin lain waktu  jika ada kesempatan.

Menyusuri perjalanan yang sejuk, di kiri kanan ada areal persawahan, sesekali kami menyebrangi sungai, dan dihadapan kami terpampang gunung yang berdiri kokoh, bak sebuah benteng pada pertempuran. Tak lama kemudian akhirnya kami menemukan papan petunjuk kecil berwarna kuning, sepertinya dibuat oleh mahasiswa KKN yang pernah tinggal di desa ini. Arah celebes canyon ke arah kiri. Tapi pada saat kunjungan kami, jalan masih sementara di perbaiki. Jadi motor harus disimpan didekat pemukiman warga. Tidak jauh keatas. Karena  hal ini, sehingga membutuhkan stamina yang kuat untuk berjalan. Sebenarnya trip tidak sah apabila tanpa hentakan kaki. Bukan hentakan ban. Setelah berjalan sekitar lima ratus meter melewati pinggiran gunung dan pematang sawah, akhirnya sampai juga ke tempat yang menjadi doa malam itu.

Celebes Canyon, mewah dengan kesan ornamen batu yang begitu lembut. Tersusun tidak beraturan tapi artistik. Seperti biasanya, peralatan memotret pun dikeluarkan. Mencari spot spot keren untuk background. Mungkin waktu tiga puluh menit cukup untuk menyelesaikan perjalan ini. Karena perlengkapan yang  kurang memadai akhirnya kami memutuskan untuk tidak mandi.

#POHON JOMBLO (BUKIT LAKEPPO)

Adalah pohon yang dikelilingi padang rumput yang begitu luas. Sejauh mata memandang, hanya kehijauan yang terpampang. Subhanalah, Masya Allah. Indah sekali mahakarya sang pencipta. Semoga hambanya yang menikmati tempat ini tidak lupa bersyukur. Tempat ini memang masuk dalam jadwal perjalanan, tapi kami tidak tahu jalan menuju kesana.

Akhirnya, setelah beberapa kali bertanya kepada warga sekitar kami pun menemukannya. Kondisi jalan yang tidak begitu memadai, menjadi  masalah bagi motor yang ceper. Kondisi jalan yang berbatu tajam. Membuat motor saya terpingkal pingkal. Tapi tidak masalah demi sebuah keindahan. Karena sesuatu yang indah akan butuh perjuangan untuk menggapainya.

Bagi yang punya kepenatan hidup, bisa menjadikan tempat ini untuk berteriak bebas, sekencang kencangnya sesuai jalur masalah masing masing. Dipuncak bukit yang masih saja hijau oleh rumput ini, sebenarnya terdapat beberapa pohon kecil yang sepertinya akan membantahkan status pohon jomblo yang berada di tengah bukit ini. tapi dibalik puncak bukit juga terpampang keindahan yang tidak kalah manisnya.

Seperti biasa, jurus yang dikeluarkan tetap sama, meraih alat penyimpan gambar. Dan mengambil beberapa gambar pada setiap spot menarik. Sebelum memasuki bukit lakeppo ini, dibagian bawah, terdapat padang rumput yang sengaja diberi pagar. Rumput yang ada didalamnya begitu subur, jika diandaikan itu adalah kasur mungkin sudah banyak yang berbaring ditempat itu. Hipotesisnya, para petani yang memagari rumput itu adalah warga sekitar yang punya ternak kuda. Karena kami sempat bertemu dengan beberapa ekor kuda yang sedang bersantap di padang hijau ini.

Bagaikan bukit pada film masa kecil “teletubies”. Tempat ini pasti memiliki sejarah, pohon ini pasti memiliki  sejarah, dan biarlah sejarah itu tetap tersimpan sebagai pengingat bagi  manusia yang hidup pada generasi selanjutnya.

***




Waktu tak terasa sudah menunjukkan pukul 17.00, kami harus bergegas kembali. Perjalanan yang melewati tiga kabupaten ini masih butuh waktu sekitar dua jam. Senja yang memudarkan penglihatan sore itu membuat kami menyinggahi rel kereta api yang masih jarang ditemukan oleh kami masyarakat Maros. Sekedar mengambil gambar untuk kenangan. Sebelum kami  masuk, sudah ada beberapa anak muda yang juga menikmati senja di rel ini. Tak lama kemudian, suara lantang adzan magrib pun terdengar. Kami harus segera bergegas, menutup kisah perjalanan hari ini. Tak lupa sebelum menutup perjalanan ini, kami sempatkan membeli dange’ sebagai oleh oleh dari pangkep, rasanya manis. Semanis kisah persahabatan kami.

Negeri di Atas Awan, Lolai Toraja

06:29 0
Kringkkringg kringking. Denting suara alarm menyeka kegiatan sore ini. Sudah pukul lima sore. Mengingat sebentar malam ada acara duduk sambil melintasi beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan. Kegiatan sore ini dikantor harus dihentikan. Walau ini adalah hari sabtu, pekerjaan yang tidak bisa dibendung banyaknya memaksa kami harus menyelesaikannya di hari libur. Apalagi salah seorang teman sedang cuti, dan pekerjaannya dilimpahkan sepenuhnya.

Sembari mengingatkan kembali posisi teman yang fix berangkat, kami berkomunikasi via line dan BBM. Menyiapkan perlengkapan untuk hangout selama dua hari. Tujuan kami kali ini adalah Lolai (negeri di atas awan) Toraja. Salah satu Kabupaten andalan Sulawesi Selatan dengan objek wisata budaya, alam, dan sejarahnya yang tidak tertandingin oleh kabupaten lainnya. Ke Toraja, Setelah sebelumnya keinginan untuk ketempat ini tertunda karena teman kerja, pemuda asal Medan dan Palu harus kembali ke tempat asalnya.

Pukul 20.00 wita kami berangkat dari kota Maros menyusuri aspal dingin yang baru saja kering diterpa hujan sore tadi. Alam sebagai joki andalan, mengendarai kuda dengan mulus. Tiba di kabupaten pertama setelah melewati Butta Salewangan, bergabung seorang pemuda lokal pangkep dalam perjalanan yang menakjubkan kali ini. Nawir, Halim dan Rustan.

Seperdua malam yaitu pukul 00.30 kami tiba di kabupaten Enrekang. Tepat di hadapan gunung nona yang menatap kami menantang. Tapi segera kami tepis dengan semangkuk mie instan rebus ditambah telur sebagai menu andalan anak muda kere. Warung – warung disini sengaja dibuat dengan tekstur bangunan yang tinggi. Dan dibagian belakang dibuat terbuka agar membuat pengunjung tertarik dengan suasananya. Walaupun sudah tengah malam, samar -samar terlihat bentuk gunung nona di kejauhan. Mungkin akan lebih menarik berada di warung ini pada siang hari. Apalagi dengan hembusan angin sepoi yang memanjakan.

Setelah rehat sejenak. Pukul 01.00 Kami melanjutkan perjalanan dengan oleh oleh teng teng berbentuk balok yang ditawarkan oleh masyarakat lokal, katanya berkhasiat menghilangkan dingin bagi pemuda (sudah kayak selimut). Sekitar pukul 03.00 dinihari kami sampai di pusat kota Makale. Icon kotanya adalah sebuah kolam besar yang ditengahnya terdapat patung pemuda berdiri. Di dalam kolam terbias warna lampu yang wana warni dari hotel dan kantor pemerintah yang ada disekelilingnya. Di tempat ini terlihat rombongan pemuda yang awalnya kami pikir adalah penduduk lokal. Ternyata mereka adalah pengunjung dari Makassar yang juga akan menuju ke lolai (negeri di atas awan).

Kebetulan ini adalah kunjungan pertama kami berlima, dan kami belum tahu jalur menuju Lolai Toraja.  Kami mengikuti rombongan pemuda tadi. Di persimpangan kota Rantepao setelah melewati patung kerbau belang ada sebuah gereja yang disampingnya berjejer rumah tongkonan yang kelihatannya masih baru. Berbelok ke sebelah kiri dan mengikuti petunjuk dari rombongan tadi. Dengan mengendarai motor mereka dengan gesit melintasi jalur mendaki menuju lolai. Dengan jalan yang berliku menanjak, ini sedikit menjadi tantangan buat Alam. Tapi itu mampu dilewati dengan seksama.

Pada tahap awal, ada sebuah lokasi yang dijadikan  basecamp oleh pengunjung yang mungkin juga dari Makassar. Tapi disini tidak terlalu ramai. Kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. Setelah beberpa kilometer dari lokasi tadi, antrian kendaraan sudah mulai nampak. Walaupun dinihari menjelang subuh begini masih banyak kendaraan yang mengatur posisi parkir. Kabarnya banyak dari mereka yang memang memanfaatkan waktu dinihari menjelang subuh begini untuk menunggu pagi dan tidak ingin menginap di puncak lokasi tongkonan lempe.

Akhirnya kami sampai pada pukul 03.40. Sebelum memasuki lokasi ada sebuah pos yang dijadikan tempat pembelian karcis. Dan biaya karcis masuk Lolai tergolong murah, yaitu Rp. 10.000 per orang. Dan untuk biaya penjagaan (parkir) kendaraan adalah Rp. 10.000. Mencari lokasi di antara tenda tenda yang telah dibangun (disewakan). Akhirnya dapat lokasi disamping kiri tongkonan lempe. Di puncak ini terdapat lima Tongkonan yang kabarnya dari keturunan keluarga Lempe.  Makanya tongkonan pada puncak ini disebut “tongkonan Lempe”. Di dalam tongkonan terdapat pengunjung yang beristirahat. Entah berapa sewa satu malam di tongkonan ini. Tapi untuk tenda ditaksir sekitar Rp. 130.000 – Rp. 150.000 per tenda sudah lengkap dengan kasurnya. 

Tempat sholat di Toraja

Selama perjalan di Toraja, belum pernah nampak sosok masjid. Mungkin belum berjodoh menemui masjid di kabupaten yang mayoritas non muslim ini. Tapi pada Tongkonan Lempe sisi kanan ada pemandangan menarik. Tongkonan ini digunakan sebagai tempat sholat dan ini lokasinya di Lolai. Meskipun tak ada mushollah seperti di tempat wisata pada umumnya, di tempat ini tersedia tikar dan beberapa helai sajadah. Subuh hari secara bergantian pengunjung yang beragama islam memanfaatkan tempat ini untuk menunaikan keajaiban, mensyukuri nikmat dan keindahan pandangan yang diberikan oleh sang penciptanya. Dibelakang tongkonan ini juga terdapat tempat wudhu dan wc umum gratis.

Detik munculnya awan

Pada pukul 05.00 ramainya pengunjung sudah terlihat, mengambil posisi menanti terbitnya matahari (sunrise) di ufuk timur gunung toraja. Setelah cahaya sudah mulai menerpa bumi gerombolan awan mungil datang menampakan wajah manisnya. Mirip ikan koi yang muncul di antara ikan jabir dari sebuah kolam ikan. Subhanallah ! indah dan damai sekali suasana pagi itu. Sungguh besar mahakarya dan maha kuasanya Allah. Hamparan awan yang menyelimuti seluruh wilayah pemukiman di Toraja. Hanya terlihat puncak gunung berwarna biru gelap di timur sana. Rasanya benar benar seperti sedang berada di negeri di atas awan. Mungkin hampir mirip di film perjalanan mencari kitab suci, saat kera sakti saat sedang berada di negeri dewanya.

Pengunjung dengan senjata andalan modernnya mengambil pose respect jika sedang berada di depan kamera. Ada yang memakai tongsis, drone, gopro, DSLR, dan kamera handphone.  Mengabadikan moment berharga di minggu 11 Desember 2016 ini. Kami tak mau ketinggalan, dengan memanfaatkan kotak digital seadanya. Jepretan demi jepretan mulai terdengar. Aktor dengan berbagai gaya sudah mulai beraksi.  

Mungkin pertanyaan yang sering mengganggu calon pengunjung negeri di atas awan Lolai Toraja adalah kemunculan awan yang masih belum bisa diprediksi. Tapi hari itu keberuntungan berpihak, walaupun pada saat berangkat dari Maros masih hujan. Setelah di puncak lolai ini cuaca sangat mendukung. Tips, biasanya akan ada cerah setelah hujan, dan awan akan senang jika menghiasi langit yang pernah basah.  Dan kemunculan awan yang cukup lama yaitu pada pukul 05.00 – kami pulang yaitu pukul 09.00. 



Wisata Tongkonan di Kete' Kesu
Sebelum kembali ke Palopo kami menyempatkan diri mampir untuk wisata budaya dan sejarah di Kete' kesu. Salah satu objek wisata yang tersedia disini. Saat masuk ke gerbang utama, berjejer tongkonan yang beberapa diantaranya di bagian atap sudah ditumbuhi tumbuhan. Salah satu tongkonan yang berukuran besar ternyata adalah sebuah museum. Di dalamnya terdapat benda benda pusaka, koin yang digunakan sebagai alat pertukaran, perlengkapan dapur bahkan sampai pakaian orang dulu toraja terdapat di tempat ini.

Menelusuk ke bagian belakang, terdapat lokasi penguburan mayat. Tapi disini mayat mayat yang sudah lama, karena banyak yang terlihat tinggal tengkorak dan peti yang sudah lapuk.

Manfaat Positif Bloging Bagi Mahasiswa

06:13 0
Mahasiswa adalah usia produktif untuk pengembangan diri. Di usia ini sangat rentan dengan berbagai gejala penyakit. Penyakit untuk sukses, gagal, berperilaku positif/negatif, agamis, apatis, ateis, hura – hura, hiking, ilmiah, analisis dan masih banyak penyakit lainnya. Bahkan penyakit yang akut pun bisa timbul pada masa ini.

Menurut Albert Einstein “Cobalah untuk tidak menjadi orang sukses, tapi jadilah orang yang bernilai”.  Dan itu bisa dibangun pada masa masa mahasiswa. Berbagai penyakit bisa disembuhkan atau dicegah  dari keputusan kita sendiri. Dan penyakit diatas merupakan pilihan yang dibangun dari kebiasaan yang terlatih.

Prinsip dari Albert Einstein diatas bisa dijadikan panutan dan tombak awal untuk menjadi seorang bloger di usia mahasiswa. Tak harus menunggu sukses agar bisa berbagi ilmu, karena sukses hanyalah sebuah penilaian dari orang lain  dengan pertimbangan karya karya dan perbuatan perbuatan yang bernilai.  

Menjadi seorang blogger juga adalah penyakit yang positif. Karena ketika menjadi seorang blogger maka kita bisa bermanfaat langsung, baik bagi diri sendiri dan orang lain. Dalam berbagai postingan terdapat banyak sekali manfaat blogging, ada yang memanfaatkan untuk ladang bisnis, ladang amal dan ladang pembelajaran. Terkhusus bagi mahasiswa dari berbagai manfaat positif bloging berikut diantaranya :

1. Berbagi ilmu tanpa bertemu langsung.

Bloging adalah proses menulis gagasan yang menghasilkan artikel dan bermanfaat bagi pembacanya. Seorang akademisi seperti mahasiswa pasti telah memiliki berbagai ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari lahir hingga lulus sekolah menengah  atas/kejuruan. Dalam tahap hidup di usia sekolah formal selama kurang lebih 12 tahun, pasti banyak  transfer ilmu dari guru guru yang mengajar secara ikhlas. Sebagai siswa yang iklas menerima transfer ilmu ini, akan banyak hal baru yang ditangkap dan itu bisa kita bagikan kembali dari sudut pandang kit a sendiri. Ilmu yang dimiliki akan bernilai jika dimanfaatkan / diajarkan kepada orang lain. Jika kita berbagi maka ilmu yang dimiliki pun tidak akan berkurang malah sebaliknya, akan bertambah. Bloging adalah media yang sangat baik apabila seorang mahasiswa ada yang ingin membagi ilmu, tapi kurang percaya diri jika harus menjadi seorang guru di kelas (bertatap muka). Nah dengan bloging, tanpa bertemu secara langsung kita sudah bisa membagi dan membuat orang lain mengerti arah pikiran kita.

2. Menulis, jangan hanya bisa membaca

Manfaat bloging yang kedua adalah mampu menulis. Banyak dikalangan para akademisi yang sukses tapi punya kemalasan jika diminta untuk membuat sebuah tulisan. Dengan menjadi blogger di usia mahasiswa kita sudah belajar menulis gagasan. Jika semua buku yang ada di perpustakaan harus dibaca secara bergilir selama beberapa tahun, maka akan habis ilmu dari buku itu, dan terkumpul di dalam otak si pembacanya.  Jika isi buku itu berhasil transfer 100% ke dalam otak, maka apa yang harus dibaca jika tidak ada sebuah tulisan. Maka dari itu jadilah orang yang bisa membaca juga  handal dalam bidang menulis. Menulis juga sangat baik untuk dilatih, karena pada setiap semester akhir setiap  mahasiswa akan membuat skripsi yang isinya disusun dengan menulis.

3. Mampu menyimpulkan
Menjadi seorang blogger, akan menciptakan kebiasaan membaca dan menulis, tapi yang lebih utama adalah membaca. Karena salah satu dari ketiga inspirasi menulis dari Tere Liye adalah (1) melakukan perjalanan (2) bertanya pengalaman orang lain; dan (3) membaca.  Setelah membaca maka seorang blogger akan mampu memberikan kesimpulan dari apa yang dibacanya, untuk selanjutnya dituangkan dalam tulisanya dan gagasan yang diungkapkan kepada orang lain (baik secara face to face, maupun sdengan tulisan). Terkadang setelah membuat sebuah tulisan, sebagai bahan referensi buat diri sendiri, para blogger akan menyimpulkan sendiri apa inti dari tulisannya.

4. Mencari penghasilan
Dalam blogging, ada beberapa mahasiswa yang memanfaatkan untuk ladang bisnis demi memperoleh penghasilan. Pada dunia blogger, ada sebuah jurus ampuh untuk memperoleh uang dari hasil tulisan di blog. Jurus itu adalah google adsense (pengiklanan google). Kita bisa membuat google untuk memasang iklan di blog kita, dengan cara menarik hatinya dengan tulisan tulisan yang menarik dan bermanfaat untuk orang lain. Selain iklan dari google kita juga bisa memanfaatkan blog sebagai media penjualan online. Sudah banyak saat ini blog yang berfungsi sebagai sarana promosi maupun penjualan online.

5. Membuat bacaan online
Tanpa disadari, beberapa postingan yang dibuat secara terus menerus dan update akan menjadi sebuah buku online. Untuk jaman android seperti saat ini, akan membuat mahasiswa malas berdiri lama lama di depan mading (majalah dinding kampus) maka dengan informasi yang dibuat oleh para blogger akan membuat sebuah bacaan online yang membuat kenyamanan bagi para pembaca dengan kesan lebih segar. Bukan hanya bagi mahasiswa, bagi pembaca umum pun lebih sering mencari bacaan di internet dibanding membuka buku secara langsung. 


Ada banyak manfaat bloging bagi para mahasiswa, yang pasti blog adalah media untuk membuat dan menyebarkan gagasan secara merdeka, tanpa tindakan anarkisme. Blog adalah sarana positif yang memiliki banyak manfaat bagi anak muda yang asli. Asalkan membuat tulisan dan mendoakan para pembaca untuk terus berpikir positif.

Kata Abu, Jangan Jadi Anak Muda Palsu

07:17 1
Air Terjun Maddenge (Camba)
"Berikan aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan dunia" kutipan kata dari presiden pertama republik Indonesia. Singkat, tegas, dan jelas. Maknanya dalam dan fokus sama pemuda. 

Mengapa harus pemuda? Mengapa bukan pemudi atau pemadam ? *ehh*.
Karena pemuda punya segudang potensi dan segudang kekuatan yang tidak dimiliki orang tua,*sudah pasti lah*. Yang muda, lebih kuat tenaga dari orang tua, tapi belum tentu lebih kuat pengalaman dan pengetahuan. 

"Talk less do more" - artinya kurangi bicara, perbanyak bertindak. Prinsip yang harus dipahami anak muda jaman sekarang. Meskipun sepertinya kata tersebut lebih mirip iklan rokok, tapi prinsip ini sudah banyak dianut dinegara negara lain, alangkah baiknya jika prinsip tersebut juga dikembangkan di negara kita khususnya bagi pemuda. Hal itu sangat berkaitan dengan pepatah produk lokal yang berbunyi "tong kosong nyaring bunyinya" banyak bicara yang tidak ada artinya. 

"Jangan jadi anak muda palsu" kata Abu, artis instagram yang tenar dalam film uang panaik mahar(l) Makassar. Kesannya lucu, tapi jika dipahami dari sudut pandang yang lain itu merupakan motivasi dan semangat bahwa pemuda memang punya segudang kekuatan yang harus terus dipacu, dan menjadikan masalah hidup sebagai landasan pacu agar bisa terbang.
Sebenarnya abu mengatakan hal tersebut untuk memotivasi temannya yang sama sama anak muda. Sebagai anak muda Bugis Makassar mereka tidak boleh patah semangat, berjuang demi apa yang diharapkan. Seperti kata pepatah Bugis Makassar "Sekali layar berkkembang, pantang biduk surut kembali" Artinya ;  Ketika kita sudah merealisasikan tekad/niat Maka, pantang bagi seseorang untuk menyerah (surut kembali). 

Anak muda masih punya tenaga berjalan ke masjid untuk melakukan shalat berjamaah, mengajak orang lain kedalam kebaikan dan bermanfaat dilingkungannya. Setidaknya sebagai pemuda bisa sedikit bedalah dari orang tua yang hanya menuntut kebaikan dari anak anaknya. Dialah yang  menjadi objek untuk menjadi baik. 

Yang muda yang berkreasi, *iklan lagi*.
Jadilah anak muda Asli, Jangan jadi anak muda palsu yang dituduhkan abu. Bukan hanya lumbung harta yang harus dikumpulkan, tapi lumbung pahala juga harus diprioritaskan dari muda.
semangatki anak muda.



























Dibalik Kata “ Santai Saja, ini Hanya Dunia ”

06:47 0
Terlihat seorang anak muda yang sedang asik menikmati harinya.  Da berdiri disana sudah sejam lebih. Mencoret tembok dengan pilox, di tepi jalan yang agak tersembunyi dari keramaian. Meluapkan emosi dari imajinasinya.  Kreatif sekali.  Gambar yang dihasilkan pun bernilai seni tinggi. Sangat jarang ada anak muda yang mempunyai bakat sehebat dirinya. Jika hasil coretan piloxnya itu dikonversikan ke lukisan yang dipasang pada pameran pameran pelukis terkenal, maka itu akan jadi  sangat menarik dan terkesan “mahal”.

Aksi anak muda itu dilakukan disore hari, kala matahari sudah mengeluarkan cahaya orange. Tembok yang menghadap ke barat, (arah kiblat yang dianut masyarakat indonesia), itu berkilau dengan warna dasar kuning. Terbias cahaya orange menyilaukan mata, memancing seorang anak muda lainnya untuk menghampiri.

“Apa yang kamu lakukan disini? Jangan mengotori sembarangan. Kalau mau melukis, di buku gambar sana !” seru anak muda yang baru datang itu.

“Ini kan milik umum, terserah saya mau melukis dimana”. Pembelaan dirinya.

“Santai maki’ saja ces. Dunia ji ini. (santai saja ini hanya dunia), jangan terlalu serius hanya karena mau terlihat hebat”. Seru anak muda itu lagi.

“harusnya kamu yang santai, jangan peringati orang lain kalau kamu juga hanya sibuk mengejar dunia”. Tangkisannya.

Ternyata mereka adalah sahabat yang sedang mengalami masalah. Setelah lulus, masing masing sudah terlalu sibuk dengan aktifitasnya, dengan rutinitasnya dan dengan orang orang baru yang mereka temui yang lebih sibuk dari biasanya.

Dunia memang tempatnya kesibukan, sibuk bekerja, sibuk belajar, sibuk mengurus (menurus anak/istri/suami/keluarga), sibuk beribadah dan sibuk yang lainnya. Dunia terlalu sibuk sampai - sampai membuat banyak manusia lupa bahwa dirinya tidak akan hidup selamanya.

Tapi kita tahu bahwa dibalik kesibukan yang dilakukan seseorang itu semua pasti punya tujuan. Tergantung manusianya, apakah tujuan yang ingin dicapai sementara atau selamanya, tujuannnya dunia atau dunia dan akhirat.

Kembali ke kata “Ini hanya dunia, santai saja!” sebenarnya itu hanya ungkapan untuk para pemburu. Pemburu kemewahan dunia. itu hanya sekedar peringatan bahwa jangan terlalu sibuk dengan tujuan dunia yang belum jelas apakah itu baik atau tidak. Jangan jadi pemburu yang terlalu ganas.  Karena cepat atau lambat nafas tak akan bisa menyatu dengan raga.  Sekuat apapun engkau di masa muda,  pasti akan tiba hari tua yang membuatmu menyesali kekuatan yang tidak dimanfaatkan dengan baik.

 Ada juga yang menyalahartikan ungkapan ini ke hal hal yang menyangkut kegiatan agama . Misalnya orang yang ibadahnya rajin dikatain begitu. Tidak takut dosa? Orang yang seperti itu yang harusnya diperingatkan bahwa dunia hanya sementara.

Ini hanya dunia, dunia akan tetap menjadi dunia tempat orang akan terlena. Jadi hati - hati, dan jangan lupa untuk saling nasehat menasehati dalam menetapi kebenaran dan kesabaran. 

Hutan Kota Maros - Sarana silaturahmi

15:21 0
Maros punya arena olahraga baru yang lebih segar dan lebih mudah dinikmati berbagai kalangan.  Ada beberapa arena untuk merenggangkan otot di tempat yang dijuluki oleh masyarakat sekitar ini sebagai "hutan kota" (forest of the city).  Letaknya yang berdampingan dengan ptb (kawasan wisat kuliner maros)  ini membuatnya lebih strategis untuk dikunjungi saat ada waktu luang.  Misalnya akhir pekan.  Banyak keluarga yang menghabiskan waktunya disini,  sembari menikmati quality timenya.  

Pemerintah setempat mendapat pujian baik dari masyarakat yang suka berolahraga  sambil berwisata kuliner.  Misalnya sore hari,  setelah puas menurunkan kalori dengan berlari mengelilingi kompleks kantor bupati maros,  masyarakat bisa langsung menuju ptb untuk menambah asupan makanan ke perut.  

Begitupun di pagi hari,  jangan khawatir perut anda kosong,  karena banyak di sekitar kawasan hutan kota ini yang menjajakan nasi kuning ataupun bubur hangat yang bisa langsung santap.  

Di siang hari banyak anak muda yang menghabiskan waktunya di tempat ini,  baik mahasiswa,  anak sekolahan,  maupun pekerja.  Banyak yang memanfaatkan meja - meja yang terbuat menyerupai batu ini sebagai tempat diskusi maupun hanya sekedar nongkrong santai.  Karena banyak pohon rindang yang tumbuh,  dimaaatkan juga oleh beberapa penikmat hutan buatan ini menggantung hammock .

Sebenarnya lokasi ini sangat cocok untuk. Masyarakat yang tinggal di Perumahan, selain sebagai arena refreshing dan olahraga,  juga sebagai arena untuk silaturahmi.  Mempertemukan seseorang dengan orang lain yang tinggal sekabupaten dengannya.  Memupuk kembali semangat bermasyarakat serta jiwa sosial yang saat ini mulai luntur di budaya teknologi modern.  
Jangan lupa di seberang hutan kota ini ada masjid besarnya maros.  Kita bisa menggabungkan paket olahraga,  wisata kuliner dan wisata religi di Maros dengan satu kali jalan.  

Puisi - Muhasabah Senja

07:03 2
Masih dengan labirin senja. 

Membawa syahdu dalam bayangan. 

Tenggelam di ufuk tanah yang lapang. 

Terlelap dalam kilau cahaya. 



Masih tersesat di labirin hidup. 

Membawa liku,  pilu dan sendu. 

Tenggelam dalam manisnya buaian. 

Terlelap di uforia yang melenakan. 


Beranjak dari tawa yang dangkal. 

Berjalan dengan tangis yang sakral. 


Menggenggam harap dari sebuah janji. 


Yang terucap sebelum jasad terlahir.


Muhasabah senja. 

Perbaiki diri dengan anggapan. 

Berniat baik dan berharap baik. 

Bermunajat akan rindu sang cinta sejati. 

Syuk.ron 150816.

Jangan Pernah Merasa Menjadi Penguasa

06:58 0

Waktu silih berganti, membawa peradaban memihak kepada penguasa. Penguasa yang selalu mencoba menggali apapun yang dianggapnya bisa memperkuat tahtanya. 


Hai yang merasa hebat dengan pernak pernik yang mengagungkan. Sungguh indah riasanmu, kau sungguh membuat iri orang orang yang melihatmu. Langkahmu yang begitu tegak, wajah menengadah, dada yang dibusungkan dan tepuk langkah kaki dari sepatu bercorak terkenal. Sungguh mewah dan glamour.

Apapun yang terlontar dari lisanmu  begitu manis, seolah itu adalah granat yang harus sesegera mungkin dilemparkan, apabila tidak akan meledak!!! meraib yang seharusnya bisa diselamatkan.

Sayang,
Itu semua hanya sementara, itu semua hanya titipan tuhan. Yang, jika tidak dikembalikan, akan pulang dengan sendirinya. Dengan cara apapun dia akan berusaha kembali kepada pemilik yang sesungguhnya.

Jangan pernah merasa dunia selamanya, karena akan tiba waktu takkan ada yang bisa berkuasa, takkan ada yang bisa memerintah, takkan ada yang bisa dijadikan tameng pelindung.
Semua akan dilakukan sendiri, tanpa ringan tangan dari orang lain, tanpa lap/kanebo yang bisa membuat mengkilap *ini apa?*.

Wewenang, kadang bisa membuat bijaksana, tapi tak jarang membuat bajak-sana sini. Bukan hanya ladang sendiri tapi ladang orang lain kadang dirasa menjadi milik sendiri.





Lejja Soppeng, Wisata Air Panas Sulawesi Selatan

08:14 0
Merdeka !!!
HUT RI yang ke – 71 (temanya : Kerja Nyata). Kerja yang nyata, bukan hanya tong kosong yang nyaring bunyinya. Juga bukan nyanyian pramuka “...sedikit kerjaa, banyak bicara...”
Sumber Mata Air Lejja

Indonesia dengan segala peluh dan lesuh ditimbun kekayaan alam yang maha luas dan besar. Memiliki masyarakat yang hebat nan serakah, Memiliki ulama – ulama besar dan koruptor – koruptor besar.

Cukup sekian intronya.
Ini bukan lagu, tapi sebuah catatan perjalanan di hari kemerdekaan. Perjalanan yang tiba – tiba dan penuh rasa iba. Malam 16/08/16, sepulang kerja pukul 20.00, berencana mengunjungi seorang kawan lama di kostnya. Sembari dagang sosis yang didapat dari cece. Jamil salah seorang pembeli yang setia menunggu. Baru sempat membawanya malam ini, setelah dipesan sudah beberapa hari yang lalu. Sosis yang cukup murah dan meriah Rp. 15.000 untuk 45 batang kecil.

Nyanyian jangkrik, mengawali pertemuan hangat malam ini, sebelumnya tak lupa mengabari Alam yang ternyata baru pulang dari Barru. Seorang kawan lama juga, yang sekarang gentayangan karena mengadu nasib di kota Makassar.

Akhirnya dari pertemuan singkat ini tersimpulkan sebuah tujuan. "Soppeng !". Kampung halaman Alam. Seolah niat yang baik, yang selalu mendapat kemudahan, Tanpa pikir panjang, kami pun bersegera bergegas mempersiapkan diri, tenaga dan harapan serta doa restu dari yang masih sempat memberi restu. Persiapan mendadak yang cukup matang karena akhirnya baru sempat berangkat pukul 22.00 setelah kembali mengajak Halim. Dalam perjalanan sepanjang Maros, Camba, Mallawa, Bone, Soppeng berjejer rapi bendera warna warni yang mngapit bendera merah putih. Malam itu adalah malam persiapan para paskibra untuk mengibarkan bendera pusaka yang setiap setahun sekali dikibarkan. Bendera yang penuh makna dengan para veteran yang berjuang mati matian dan masih sangat antusias saat upacara bendera tiba.

Perjalanan  yang begitu hangat, diiringi lagu lagu kenangan seolah sedang dalam perantauan. Dengan posisi yang nyaman, sesekali kami terlelap dalam alunan suasana alam,  hingga akhirnya kendaraan yang ditumpangi menyenggerkan bannya di depan sebuah rumah panggunng. Suasana sunyi senyap, karena kami tiba pukul 02.00 dinihari. Perjalanan kurang lebih empat jam dari depan Bandara Sultan Hasanuddin.

Rumah Alam yang terletak di Desa Bulue Kecamatan Marioriawa kabupaten Soppeng. Jalan poros, menuju Permandian Air Panas Lejja. Setelah kembali melihat kasur, kami melanjutkan tidur. Tentunya bukan karena kami lelah, karena sepanjang jalan disuguhi dengan alam indah mahakarya sang pencipta. Tapi karena kami harus mempersiapkan diri berpetualang ketika matahari sudah menampakan wajah manisnya.

Suara burung menyampaikan pesan bahwa ini adalah hari kemerdekaan. Menandakan pagi telah menghampiri. Anak muda yang mencoba meresapi apa itu kemerdekaan, kembali melajukan si roda empat yang berjarak kurang lebih 9 km dari lokasi peristirahatan. Setelah memasuki gerbang utama (pembelian karcis) Suasana yang begitu alami akan anda jumpai. Dengan jalan menanjak dan menurun anda diharap berhati hati karena daerah  hutan lindung ini berada di tepi jurang, di sisi lainnya gunung.

Lokasi utama sebuah tempat parkir yang disisinya terdapat warung yang menyewakan ban, menjual souvenir/baju, cemilan serta makanan bagi pengunjung yang tidak membawa bekal. Kolam utama yang ditemui tidak sehangat kolam diatasnya. Letaknya yang  sengaja diatur oleh  pengelolah setempat membuat kolam ini terasa dingin, seperti kolam renang biasa yang  ada di Bantimurung.

→ Pohon Keramat

Belum saatnya bermain air, kami masih ingin mengelilingi tempat ini. Menelusuk sumber air panas langsung dari kawahnya. Mata saya tertarik pada sebuah pohon yang disekelilingnya terdapat botol berisi air. Menurut mitos setempat itu adalah ulah pengunjung yang masih mempercayai bahwa apabila mereka menggantungkan botol berisi air tersebut, mereka mananamkan niat bahwa ketika mereka sukses, mereka akan kembali melepas ikatan botol yang berisi air tadi. Yang pasti kita hanya bisa menggantungkan harapan dan meminta hanya kepada Allah semata.

→ Kolam Air Panas

Tercium bau belerang dari sumber air panas itu. Menurut penjaganya, telur mentah yang dimasukan kedalam air ini selama beberapa menit, maka akan matang dan langsung bisa dinikmati. Sungai yang  terbentuk dari sumber air panas ini mengalir menuju sebuah kolam besar berbentuk oval tak sempurna. Dan saatnya berendam. Baru kali ini mandi di kolam dengan ekspresi aneh seperti mencoba secangkir teh hangat. Mencoba, mencelup, pelan dan meresapi ... Ternyata airnya benar benar hangat. Entah berapa derajat celcius. Yang pastinya ikan gabus yang begitu agresif tidak akan seagresif aslinya ketika memasuki kolam ini, bahkan bisa mati.

Pada kolam air panas Lejja ini, dipercayai oleh masyarakat setempat sebagai obat beberapa penyakit kulit. Serta sangat mujarab untuk membersihkan “daki”. Sebelum kolam ini. terdapat kolam kecil yang airnya dingin untuk membasuh kulit dari hangatnya air alam ini.

Terdapat pula beberapa gazebo yang di tengahnya terdapat kolam untuk merendam kaki . sebagai terapi air panas istilahnya. Terdapat pula beberapa villa bagi pengunjung yang menginap. Juga terdapat sebuah aula besar yang digunakan sebagai tempat pertemuan. Sayang sekali pada saat ketempat ini, ada sebuah kolam besar yang kering, tak terisi air. Hanya nampak keramik yang berkarat dari dasar kolam kering ini.

Kolam Air Panas
Setelah puas menikmati salah satu objek wisata air di Sulawesi Selatan ini akhirnya kami kembali dengan membawa secuil kenangan indah yang tersirat dalam memori. Sebelum pulang, Alam mengajak untuk mengelilingi kampungnya,  kami menyempatkan diri menikmati kelapa muda yang langsung dipetik pohonnya. Membuat sebuah santapan menarik di siang yang terik. mencampur  kelapa muda dengan gula merah dan jeruk nipis membuatnya sedikit lebih berasa. Di sini di desa Bulue, kami merasa sudah seperti desa sendiri dengan keramahan yang disuguhkan.

Jangan Asal Dalam Berkata Insya Allah

07:47 0

Makna kata insya allah “Jika Allah menghendaki” dewasa ini sudah sangat lumrah diucapkan diberbagai kalangan. Baik anak anak, remaja, pemuda / pemudi  yang sudah mulai berjanji kepada temannya senantiasa menggunakan kata ini di kesehariannya.

Sebenarnya sangat baik bila dilihat dari segi penggunaannya yang mengarah kepada kehidupan islami.  Akan tetapi banyak yang menganggap sepele kata insya allah ini. Misalnya saja saat berjanji yang potensi untuk tidak menepatinya lebih besar dibanding potensi untuk menepatinya. Maka untuk mengamankan diri dan menyenangkan lawan bicara maka dia akan menggunakan kata insya allah. Bukan hanya kepada sesama muslim, bahkan ketika berjanji kepada teman, rekan kerja, ataupun atasan yang non muslim kata insya allah ini sudah sangat menjamur. Terlebih lagi kata insya allah ini kadang digunakan oleh non muslim.

“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi,’ tanpa (dengan menyebut), ‘Insya Allah.’” [QS. Al-Kahfi: 23-24]

Sebuah kisah yang terdapat dalam surah Al – Kahfi (penghuni gua). Menurut riwayat ada beberapa orang quraisy bertanya kepada nabi Muhammad SAW tentang roh, ashabul  kahfi dan zulqarnain. Lalu beliau menjawab datanglah kepadaku besok pagi agar aku ceritakan. Dan beliau tidak mengucapkan insya allah (Jika Allah menghendaki). Tetapi ternyata besoknya wahyu tentang hal itu tidak datang, sehingga nabi Muhammad SAW tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Maka turunlah ayat 23-24 Surah Al kahfi ini sebagai pelajaran kepada nabi Muhammad SAW. Bilamana nabi Muhammad SAW lupa mengucapkan insya allah.

Jika Allah menegur nabi dengan menurunkan ayat ini, maka kita yang hanya bergelar sebagai hamba dan pengikut nabi Muhammad SAW harus lebih terasa dengan teguran yang menjadi ayat suci tersebut.

Alhamdulillah kata insya allah ini sudah menjamur. Tapi banyak yang asal berlontar dan tidak paham maknanya, seolah mereka non muslim yang hanya ikut - ikutan berlontar. Insya Allah membuat sebuah perjanjian menjadi lebih berarti karena pada saat mengucapkan kita melibatkan Allah, Kita hanya bergantung kepada Allah Swt untuk menentukan sesuatu itu bisa atau tidak dilakukan. Bahkan bila Allah menghendaki, masih saja ada, yang dengan sengaja mengingkari kehendak Allah tersebut.

Kata Insya Allah, bila disepelekan bisa saja membuat lawan bicara tidak percaya lagi ketika kita menggunakannya untuk kedua kali. Semisal, ketika awalnya berjanji menggunakan kata “Insya Allah”, dan ketika berhalangan hadir (tidak oleh kecelakaan dan bencana, tetapi dengan sengaja), maka ketika berjanji lagi untuk selanjutnya akan mengurangi kepercayaan orang yang pernah kita kecewakan dengan janji yang dibuat. Jika seperti itu, bisa memunculkan pertanyaan lagi bagi orang yang menerima janji, “apakah tadi’ Insya Allah iya, atau insya allah enggak?”.

 Janji bila sudah dibuat maka kita harus bertanggung jawab untuk memenuhinya. Karena janji merupakan hutang, bisa saja hal tersebut menjadi penghalang manusia memasuki surga. Maka dari itu jangan asal berlontar Insya Allah.

Muhammad Syukur. Bantimurung, 27 Juli 2016

Like this ya